Pada hari bersejarah Bangsa Indonesia, inilah teks proklamasi yang
dibaca oleh Ir.Soekarno dan Moh.Hatta. Setelah kekalahan Jepang kepada
Sekutu ditandai dengan dijatuhkannya Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki
pada 6 Agustus 1945. Para pejuang di Indonesia berusaha untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia tanpa bantuan/pemberian kemerdekaan
dari Jepang. Sempat terjadi perdebatan antara golongan tua yang
berpendapat menunggu situasi dulu dan golongan muda yang menginginkan
kemerdekaan Indonesia harus segera diproklamasikan tanpa menunggu
Komando dari pihak Jepang.
Rengasdengklok, Golongan Muda yang telah terbakar semangat membuat gerakan dengan membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Hal ini untuk mencegah Mereka dipengaruhi oleh Jepang agar menunda proklamasi kemerdekaan. Golongan muda meyakinkan kepada Golongan Tua bahwa Jepang telah benar-benar menyerah kepada Sekutu. Setelah bermusyawarah akhirnya disepakati Soekarno dan Hatta pun meminta bantuan Laksamana Maeda untuk memfasilitasi tempat pembuatan naskah proklamasi dan Proklamasi akan di lakukan di Jakarta, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.
Tahukah anda, ternyata yeks Proklamasi yang ditulis langsung oleh
Bung karno dan didikte oleh Bung Hatta nyaris saja hilang. untungnya,
ada seorang putera asal Aceh yang juga tokoh pers, pejuang kemerdekaan,
diplomat, dan pengusaha Indonesia yang menyelamatkan (menemukan) teks
proklamasi tersebut di dalam tong sampah.
Mungkin anda bertanya-tanya "mengapa teks proklamasi yang sangat penting itu kok ada dalam tempat sampah? ". Mari kita simak ceritanya di bawah ini :
Menurut berbagai sumber, Diah menemukan naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno tersebut di keranjang sampah di Rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dengan mesin tik oleh Sayuti Melik.
Takut akan dibuang kembali, Diah pun menyimpan naskah asli proklamasi itu selama 49 tahun lamanya sebelum akhirnya diserahkan ke pemerintah pada tanggal 29 Mei 1992.
Tragedi pembuangan naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno ini pun dibenarkan oleh seorang yang mengaku bekas tentara buatan Jepang, pembela tanah air (PETA) bernama Andaryoko.
Andaryoko menuturkan kisah pembuangan naskah proklamasi dalam versi lainnya. Menurutnya, tragedi berawal ketika naskah proklamasi tersebut ditulis oleh Bung Karno sekitar pukul 04.00 WIB, 17 Agustus 1945. Setelah selesai, Bung Karno kemudian memberikan naskah itu kepada para pemuda yang berkumpul di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No 56. Naskah itu selanjutnya diketik oleh Sayuti Melik.
Setelah usai diketik oleh Sayuti Melik, Andaryoko menceritakan bahwa naskah tersebut nyaris dibuang oleh Sayuti Melik dan dibuang karena dianggap tidak dibutuhkan lagi.
Setelah ditunjukkan naskah proklamasi hasil ketikan Sayuti Melik, usai mandi, Bung Karno bertanya soal naskah aslinya.
Setelah ditanyakan tentang keberadaan naskah aslinya, Andaryoko menceritakan bahwa Sayuti Melik langsung mencari kertas tulisan tangan Soekarno dan menyetrikanya agar bisa utuh seperti semula.
Dan saat ini naskah asli tersebut berada di Arsip Nasional. Jika
tidak diselamatkan oleh Diah, entah apa yang terjadi dengan dokumen
bersejarah tersebut.
0 comments:
Post a Comment